aku dan perkamen hidup :)

hello, MAHASISWA TINGKAT AKHIR

well, postingan gue hari ini lebih ke curhat gimana butuh-menguras-tenang-hati-pikiran-dan-dompet-nya mencari responden untuk penelitian skripsi gue itu. bermula dari kriteria responden gue yaitu petani organik di Desa Ciaruteun Ilir dan Desa babakan. well, secara seingkat sih gue ngambil lokasi di Desa Ciaruteun dan desa babakan karna ada link dari orang SPI yang bertani disitu, dan ternyata jumlahnya hanya 7 orang untuk Ciaruteun dan 5 orang untuk Babakan, hahahaha... stres ya? okesip.

tapi setelah gue ngobrol-ngobrol dengan seorang warga, dia bilang di desa ini banyak yang organik. okelah, gue tetep beraani ambil 30 responden dengan 25 dari desa Ciaruteun karna desa babakan sudah fix 5 orang. maka, dimulailah pencarian, atau lebih tepatnya ngopi darat gue bertemu calon-calon responden. dengan berbekal, 1 dan 2 nama diawal, gue todong mereka. selesai 1 orang, gue tanya beliau siapa temennya yang organik. dan beliau memberi nama, dan di RT mananya. selesai dengan orang ini, gue tanya lagi siapa yang beliau tau sedang/pernah melakukan pertanian organik. dan beliau ngasih nama dan nomor RT, dan seterusnya. kebayang kaan gamblingnya gue nyari responden? ber-resiko besar ga mencapai angka 25 kan?

dan dengan perjuangan panjang melalui jalanan berbatu, licin, curan, jauh, dan pegal-pegal, tibalah gue mencapai angka 25 untuk desa ciaruteun (dan 3 untuk responden di desa babakan). gue bersorak gembira karena respoden ke-25 ini gue dapatkan dengan perjuangan magriban di desa, hujan dan gelap (thanks to jame :")). gue bersorak karena 2 responden lagi gue ambil di desa babakan and it means gue ga harus ke desa ciaruteun lagi (karena tiap gue nodong gue minta anterin temen-temen dan sudah saatnya gue berhenti merepotkan temen-temen gue itu).

senin pagi hari ini gue janjian sama petani di desa babakan sekitar jam 7 pagi untuk menemui 2 responden terakhir. dengan semangat membara dan berharap besok bisa mulai mengolah data,gue berangkat ke desa babakan (belakang bulog). apa yang gue dapatkan? ternyata disana hanya ada 1 petani, dan 1 petani lagi tidak datang. ditambah lagi bapak petani yang sudah tua sedikit menyentil gue dengan :

Bapak Petani Tua: "mba masih kesini?"
G: "iya pak, belum selesai" kata gue
BPT: "mbaak kalo petani mah 1 aja cukup, kerjaan kita kan banyak ga cuma ngurusin itu. nanti mbak lulus tapi kita sengsara gimana??"

gue cengok. jleb banget. sangat tidak terbuka. okesip, gue gabakal ngelanjutin disini setelah responden ke-29 mengisi kuisioner gue. gue mulai punya prinsip "tinggalkan yang tidak menerimamu dengan baik. tidak ada lagi rengek-mrengek. ini masalah deadline, waktu dan harga diri" #sigh

terus?? responden 1 lagi gue cari dimanaaaaaa??

tiba-tiba gue inget da 1 nama di daftar calon responden yang belum gue datangi karena namanya pasaran, dan kampungnya belum gue jamah sama sekali, dan dengan modal nekat, gue berangkat mencari yang namanya pak mamat. yang gue tau cuma pak mamat, kebun di tegal salam, rumah di pabuaran.
maka tujuan pertama gue adalah tegal salam.

sampe di tegal salam gue tanya ke warga disana, mereka bilang pak mamat gapunya kebun disini, dan menyarankan gue dateng ke pabuaran. maka meluncurlah gue ke pabuaran. oiah perlu di garis bawahi, jalanan disana kebanyakan tanahnya sehingga licin dan becek, apalagi dengan kendaraan berupa motor.

di pabuaran gue tanya rumah pak mama ke warga, dan jawaban mereka :

Warga: "pak mamat yang mana teeh? disini banyak namanya mamat"
Gue: "hmm.. yang organik teh tau ga?" tanya gue bingung.
Warga: "waduuh yang mana yaa? itu rumah yang depan itu namanya mamat, coba aja kesana"

gue langsung mendatangi rumah itu, dan langsung ketemu sama yang namanya pak mamat

Gue: "bapak pak mamat yaa? bapak petani organik ga?"
Pak Mamat: "wah bukan neng"

oke, bukan pak mamat yang ini.

Mas yang muncul tiba-tiba: "neng, kalo pak mamat yang satunya lagi rumah yang itu" kata mas-mas yang tiba-tiba depan
Gue: "ooh itu ya mas? dia organik juga ga mas?'
MYMT: "engga neng"
G: -__________-
MYMT: "kalo ga neng ke rumah pak RW aja, namanya pak soleh, lewat sini neng"

setelah berterima kasih gue datengin rumah pak soleh, yang ternyata adalah mantan petani SPI. ngeliat SPI gue udah berbinar ajeee karena tau pasti pernah organik. tapi kata istrinya bapak baru pulang magrib. oke, batal.

si istri nunjukin gue ke rumah pak inyong yang juga petani SPI. sampe dirumah pak Inyong, tetaangganya bilang:

Tetangga Pak Inyong: "bapaknya lagi di rumah sakit neeng"
Gue: "pulannya kapan yaa bu kira-kira?"
TPI: "kurang tau neng, baru soalnya berangkatnya"
G: "aduuh, kalo yang organik siapa lagi yaa bu disini?"
TPI: "Hmm pak mukhlis neng cobaa, nih dianterin sama si xxxx"

sampailah gue d rumah pak mukhlis. setelah bertanya-tanya dengan sang istri apakah beliau organik, dia mengiyakan dan gue disuruh nunggu. waktu menunjukkan pukul 11 waktu gue masuk ke ruang tamu sedangkan sang istri pergi nyusulin si bapak karena jam-jam segini petani pasti masih pada di kebun.

satu jam kemudian, pukul 12 pak mukhlis datang. inilah dialognya:

Pak Mukhlis: "wah maaf ni neng jadi nunggu, udah lama?"
Gue: "udah pak, eh belum koo."
PM: "ini neng dari mana?"
G: "saya dari IPB Pak, kebetulah lagi penelitian, bapak petani organik kan ya pak?"
PM: "wah bukan neng, saya mah masih pake urea..."

JENG JENG~~~

kasih gue backsound pleaseeeeeee. udah 1 jam nunggu ternyata beliau bukan petani organik?? rafia mana rafiaaaaaaa?

G: "ooh, gapapa pak, saya permisi pulang dulu"

baiklah, gue patah semangat.

tiba-tiba ide cemerlang gue yang kadang-kadang ini muncul begitu saja : telfon mas pandi!
fyi, mas pandi itu adalah, anggep saja, kaki tangan orang SPI yang menjadi informan gue tentang adanya pertanian organik di desa ciaruteun ini. dan gue lega ketika pulsa gue yang berkurang beberapa ratus ini ga bertepuk sebelah tangan. mas pandi bilang di kebun lagi ada petani yang baru dipindahkan dari babakan ke sana (sawah lega). dengan semangat membara lagi gue berangkat ke sawah lega, dan hampir mau sujud syukur setelah si repsonden ke-30 ini selesai mengisi kuisioner gue. thaaanks berat buat Ka Buy yang udah mau susah-susah dari kering, keujanan, sampe kering lagi, melewati becek-becekan nganterin gue :")

subhanallaaaaah, cuma 30 responden tapi perjuangan kerasaaaa banget lika-liku nya. gue ga lebay, tapi lo semua harus tau gimana metode posttest-pretest dengan media leaflet diterapkan kepada petani. kalo kalian pinter sih kalian bakal kebayang gimana gambarannya. sekali lagi, tingkat akhir ga cuma sekedar gimana jurusan gue dan gimana tugas akhir gue. tapi juga gimana perasaan orang, perasaan pengemis responden kaya gue, dan gimana lo bisa ngebantu orang-orang sekitar lo dengan paling tidak, tidak mengacuhkan mereka. yaa kalo ada yang mau jadiin lo responden lo bantulah, kalo ada yang minta ajarin olah data lo ajarinlah. karena, meskipun bukan lo yang akan melewati teknik tugas akhir kaya gitu, lo masih punya sibling yang berkemungkinan terjerat dalam kehidupan tingkat akhir kaya gitu kan? so, tolong menolong ajalah sesama temen.

Tuhan memang bersama mahasiswa tingkat akhir. tapi tangan Tuhan ada di antara temen-temen lo, temen-temen kita.

selamat menempuh perjalanan baru Bungaaaa, setidaknya satu step sudah dilewati, masih banyak lika-liku yang lain.

gabatte ne! :)